Advokasi dan Urun Rembuk Interoperabilitas Sistem Informasi Antar Perpustakaan Indonesia tahun 2019

Salah satu fungsi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) adalah sebagai pusat jejaring perpustakaan yang hanya dapat diwujudkan jika seluruh perpustakaan di Indonesia dapat bersinergi dan bahu-membahu dengan Perpusnas mewujudkan layanan perpustakaan yang terbuka dan merata di seluruh wilayah Tanah Air. Salah satu bentuk implementasi pusat jejaring yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional adalah Indonesia OneSearch (IOS). Indonesia OneSearch merupakan sebuah portal satu pintu pencarian untuk semua koleksi publik yang dimiliki oleh perpustakaan, museum, arsip dan sumber elektronik di Indonesia.

Fakta dan statistik perkembangan IOS sejak diresmikannya portal jejaring IOS pada tanggal 1 Maret 2016, tercatat pertanggal 26 Maret 2019 lebih dari 5.340 repositori yang dimiliki oleh 1.302 perpustakaan dari 1.071 instansi yang sudah tergabung dalam jejaring IOS.

Hasil dari Forum Group Discusion  tentang problematika repository digital dan strategi rekrutmn IOS sehingga memunculkan  resume dan rekomendasi Advokasi dan Urun Rembuk Interoperabilitas Sistem Antar Perpustakaan yang dirangkum oleh Aristianto Hakim, S.IPI (Kepala Sub Bidang Otomasi, PERPUSNAS) dan Imam budi Prasetiawan, SS., M.I. Kom (Ketua FPPTI Pusat )

  • Kolaborasi Antar Jejaring Perpustakaan
  1. Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (diwakili oleh Dr. Lukman), dan Peprustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (diwakili oleh Khaidir Amir, MA) terbuka untuk kolaborasi dengan Peprustakaan Nasional RI (diwakili oleh Wiratna Tritawirasta, S.Kom, MP) untuk menjasi bagian dari jejaring perpustakaan digital nasional.
  2. Indonesia OneSearch menjadi portal utama pencarian koleksi nasional.
  3. Kemenristekdikti (cq Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual), dan Perpustakaan Kemendikbud telah memiliki protocol interoperabilitas yang memungkinkan pertukaran data dengan Indonesia OneSearch.
  • Pemanfaatan Portal Indonesia OneSearch dan Fitur-fitunya.
  1. Indonesia OneSearch diharapkan ada penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut yang berorientasi pada kebutuhan mitra jejaring dan juga pemustaka dari mitra jejaring.
  2. Diperlukan upaya sosialisasi lebih intensif, bimbingan teknis, serta penyediaan materi tutorial dalam berbagai media bagi mitra baru untuk mendaftarkan berbagi jenis repositori yang dimiliki serta memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia secara optimal.
  3. Forum perpustakaan diharapkan dapat menjadi duta Indonesia Onesearch dalam mensosialisasikan, memanfaatkan, dan memotivasi, mengajak, dan mengupayakan solusi bagi perpustakaan potensial yang ada di wilayahnya untuk dapat segera bergabung.
  4. Forum perpustakaan yang ada di seluruh Indonesia diharapkan dapat merekrut relawan untuk pendampingan dan bantuan teknis untuk bergabung dan memanfaatkan Indonesia Onesearch (termasuk bagaimana mengupayakan penyiapan protokol OAI-PMH untuk repositori digital yang dimiliki).
  5. Memberdayakan komunitas pengguna aplikasi repositori digital (INlLISLite, SLIMS, OJS, Dspace, ePrints, dsb) di seluruh wilayah di Indonesia.
  6. Perpustakaan Nasional diharapkan mengundang pengambil kebijakan institusi mitra pada acara advokasi.
  7. FPPTI dan Forum perpustakaan lainnya membantu mendata perguruan tinggi pemilik repositori digital yang potensial menjadi anggota jejaring Indonesia Onesearch dengan dasar surat resmi yang dikeluarkan ole Perpustakaan Nasional RI.
  8. Perpustakaan Nasional membuat surat resmi ajakan bergabung dan memanfaatkan Indonesia Onesearch kepada seluruh perpustakaan pemilik repositori digital yang direkomendasikan oleh FPPTI dan Forum perpustakaan lainnya
  • Strategi Dalam Mengembangkan dan Berbagi Pakai Koleksi Digital
  1. Pengelola perpustakaan perlu diberikan pemahaman terkait hak cipta koleksi digital, sehingga dapat membuat kebijakan yang tepat sumber-sumber yang dapat didigitalkan dan dibagi pakai.
  2. Perpustakaan Khusus dapat mengembangkan repositori digital melalui terbitan dan karyakarya ilmiah institusi yang selayaknya dapat dijadikan rujukan oleh peneliti dan masyarakat pada umummya.
  3. Perpustakaan Perguruan Tinggi dapat mengembangkan repositori digitalnya dengan kekayaan lokalnya (local contents) seperti hasil karya akhir mahasiswa, hasil riset dan karya mahasiswa.
  4. Perpustakaan Umum dapat mengembangkan repositori digital melalui bahan-bahan pustaka digital terkait kearifan local (budaya, sejarah pembentukan wilayah, kebijakan pemda, terbitan instansi daerah, dsb) melalui kerjasama dengan SKPD terkait dan kegiatan pengemasan ulang informasi bentuk digital.
  5. Perpustakaan sekolah dapat mengembangkan repositori digital melalui bahan-bahan pustaka digital yang telah disediakan oleh kemendikbud, dan karya-karya siswa terpilih.
  6. Pengelola perpustakaan dapat meningkatkan kapabilitas SDM terkait alihmedia digital dan pengemasan informasi bentuk digital melalui training, bimtek, atau magang yang diselenggarakan atau bekerjasama dengan Perpusnas, instansi daerah, forum perpustakaan, komunitas.
  • Big Data Perpustakaan
  1. Big data di perpustakaan terdiri dari semua konten digital dalam berbagai format.
  2. Teknologi big data bisa digunakan untuk mengelola, menganalisis, dan menampilkan koleksi digital perpustkaan, sehingga peneliti dan publik bisa menggali ilmu pengetahuan yang lebih dalam dari koleksi ini, dan menghasilkan temuan baru.
  3. Pengelola perpustakaan perlu mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial menjadi bagian dari big data perpustakaan (terstruktur dan tidak terstruktur) baik internal maupun eksternal.
  4. Pengelola perpustakaan perlu menyiapkan infrastruktur untuk dapat mendigitalisasi, mengolah, dan menyajikan kepada stakeholder (yang berkepentingan).
  5. Perpustakaan Nasional RI, sebagai institusi yang memiliki payung hukum yang kuat dan sumber daya yang sangat besar, diharapkan menjadi motor penggerak dalam pengembangan Big Data perpustakaan.

Kemudian pelatihan pemanfaatan Indonesia OneSearch bagi institusi yang belum terdaftar dalam Indonesia OneSearch salah satunya Perpustakaan Institut Teknologi Sains Bandung (http://onesearch.id/Repositories/Repository?library_id=1377).

Setelah terdaftar dan terkoneksi perpustakan Institut Teknologi Sains Bandung sudah mendaftarkan sebanyak 3.202 Judul Koleksi per 1 April 2019 dan berada pada urutuan 165 dari 1097 institusi yang telah bergabung.

Koleksi yang terdaftar ini adalah koleksi Katalog Online Perpustakaan Institut Teknologi Sains Bandung (http://digilib.itsb.ac.id/).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *